- BOHONG artinya mengatakan sesuatu yang tidak ada pada realitanya (ex: mengatakan ada badai di laut, padahal tidak ada)
- BOHONG juga bisa diartikan sebaliknya, yakni mengatakan sesuatu yang tidak ada padahal ada dalam realitanya (ex: mengatakan tidak punya uang, padahal ada)
- KEBOHONGan yang mungkin terjadi bisa sebanyak fenomena di dunia. Setiap situasi bisa dibuat versi bohongnya. Karena itu, berbohong sangat mudah dilakukan
Kata :BOHONG" (kata kerjanya adalah berbohong) cenderung digunakan untuk kasus-kasus yang bernuansa netral dan biasa.
kata "TIPU" biasa digunakan pada kasus-kasus yg cenderung menimbulkan kerugian pihak (ex: menjual jam palsu dengan dalih jam tersebut asli).
Kata "DUSTA" cenderung digunakan pada saat bohong dilakukan, sekaligus adanya pengingkaran terhadap sesuatu yg diyakini benar oleh masyarakat umum.
kata "BUAL" adalah bohong untuk peristiwa yang tidak dianggap serius (ex: mengatakan sering jalan-jalan ke jepang, padahal ke monas saja belum pernah).
Kata "GOMBAL" digunakan untuk mengatakan sesuatu yang melebihi porsi sewajarnya & adanya pengingkaran janji (biasanya terjadi pada pasangan).
Kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut "mythomania". Penderita mythomania cenderung membuat cerita bohong. tetapi bukan karena ingin membohongi, mereka berbohong lebih karena ingin mendapatkan perhatian lebih.
Mereka yang cenderung melakukan keBOHONGan adalah mereka yang cenderung memiliki kepribadian yang seperti berikut :
- Mereka yang lebih suka memanipulasi
- Mereka yang lebih suka memperhatikan penampilan diri (psikis atau fisik)
- Mereka yang lebih mudah berinteraksi sosial (sociable)
Dalam penelitian ditemukankan tekanan jantung yang dialami seseorang akan terus meningkat dari sebelum berbohong hingga beberapa saat setelah berbohong.
kebanyakan orang berkata bahwa kebohongan yg dilakukan bukanlah sesuatu yg serius. Bahkan 70% dari mereka akan berbohong lagi jika menemui situasi yg sama.
Lalu apa saja tanda psikologis & fisik orang-orang yang BERBOHONG? Berikut penjabarannya:
- Mereka yang berbohong biasanya cenderung lebih emosional, lebih dalam tekanan suaranya dalam menyampaikan, dan lebih memperhatikan.
- Tidak ada kesesuaian antara kondisi yang diceritakan degan apa yg ditampilkan (ex: bercerita tentang musibah, tetapi si dia menceritakan dengan nada datar).
- Seorang pembohong terkadang merasakan cemas, tegang dan gugup. Terkadang nada suaranya lebih tinggi / rendah bersamaan dengan kalimat bohongnya.
- Pada saat ditanya, mereka biasanya memberikan jawaban yg lebih singkat. Mereka juga menunda jawaban lebih lama dan sering mengalami kekeliruan ucapan.
- Saat ditanya pula, jawaban yang diberikan kurang serius atau terkesan main-main. Terkadang dalam jawaban itu juga mengandung kegugupan.
- Saat berbohong biasanya secara spontan terjadi perubahan ekspresi wajah. biasanya mereka berupaya menutupi wajah dengan perilaku yang tidak biasanya.
- Pembohong menjadi lebih memperhatikan cerita yang dibohongkan. Mereka ingin orang memperhatikan cerita mereka (ex: menegaskan dengan kalimat "ini bener loh").
- Biasanya pembohong enggan mendekat secara fisik kepada yang dibohongi, mereka cenderung menjaga kontak fisik agar tidak terlalu dekat.
- Menghindari terjadinya kontak mata. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak biasa saat berbohong, seperti memilin-milin rambut, meremas-remas baju, dsb.
- Berkeringat disekitar kening. Karena otak berpikir keras mencari pembelaan secara mendesak, sehingga sistem syaraf tertekan & pacu jatung meningkat.
- Orang yang berbohong kerap terlihat tegang saat dilontarkan pertanyaan bertubi-tubi. Hal itu disebabkan oleh hormon stress yang menekan syaraf mereka.
- Menutup mulut atau batuk, keinginan ini dikarenakan tanpa disadari otak menyuruh tangan untuk menghentikan kata-kata bohong yg diucapkannya.
- Menggosok mata & jumlah kedipan, karena orang yg berbohong menjadi gugup sehingga syaraf matanya bekerja lebih cepat dari biasanya.
- Menggaruk leher, biasanya menggaruk dengan jari telunjuk. Hal ini karena ia ragu atas ketidakpastian dari perkataan yang baru saja diucapkannya.
- Memegang hidungnya tanpa sadar, ini karena saat berbohong bisa menyebabkan jaringan di hidung membesar sehingga hidung terasa gatal.
Tidak ada "jujur demi kebaikan" yg ada "Lebih baik jujur walau menyakitkan" ~ex : ia berbohong tentang agama tapi masyarakat umum tau bahwa apa yang di ucapkannya mutlak salah (dusta, bohong dalam konteks moral)
Sumber:
https://twitter.com/PIDjakarta